Apakah
Kita Sudah Ikhlas, Yuk Ingat-Ulangku
Ikhlas
Ikhlas artinya memurnikan
tujuan bertaqarub kepada Allah dari hal hal yang mengotorinya. Arti lainnya
menjadikan Allah sebagai satu satunya tujuan dalam segala bentuk ketaatan. Atau
mengabaikan pandangan makhluk dengan cara selalu berkonsentrasi kepada Al
Khaliq.
Ikhlas adalah syarat
diterimanya amal shalih yang dilaksanakan sesuai dengan sunnah Rasulullah.
Allah telah memerintahkan kita untuk itu dalam firmanNya,
‘Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepadala
Allah dengan memurnikan agama kepadaNya, lagi bersikap lurus. Al Bayyinah.5
Abu Umamah meriwayatkan,
seseorang
telah menemui Rasulullah dan bertanya ‘Bagaimana pedapatmu tentang seorang yang
berperang untuk mendapatkan upah dan pujian? Apakah ia mendapatkan
pahala?Rasulullah menjawab ‘ia tidak akan mendapatkan apa apa’. Orang tadi
mengulangnya tiga kali dan Rasulullah pun tetap memjawab ‘ia tidak akan
mendapatkan apa-apa’.’Lalu beliau bersabda,
‘Sesungguhnya Allah tidak menerima
suatu amal, kecuali jika dikerjakan murni karnaNya dan mengharap wajahNya. HR. Abu Dawud dan An nasa’i dengan
sanad yang bagus.
Abu Sa’id Al Khudri meriwayatkan bahwa pada waktu haji wada’,
Rasulullah bersada,
‘Semoga Allah mencerahkan orang yang
mendengar kata-kataku lalu menjaganya. Betapa banyak orang yang membawa
pemahaman, tetapi ia sendiri tidak paham. Tiga hal seorang mukmin tidak akan
dengki dengannya, mengikhlaskan amal kepada Allah, memberikan loyalitas kepada
pemimpin kaum muslimin, dan selalu bergabung dengan jamaah mereka’. HR. AL-Bazzar dengan isnad hasan
dan Ibnu Hibban dengan khitab Shahihnya.
Seseorang hamba akan selamat dari godaan setan dengan
keikhlasan. Allah berfirman, mengungkapkan pernyataan iblis,
‘kecuali ham-hambaMU yang selalu
ikhlas. Shad.83
Apabila suatu amal telah tercampuri oleh harapan-harapan
duniawi yang disenangi oleh diri dan hati manusia sedikit ataupun banyak, maka
sesunggughnya kejernihan amal itu telah tercemari. Hilang pulalah keikhlasan. Padahal kebanyakan manusia terlena dalam harapan-harapan dan
juga syahwatnya. Hampir tidak ada suatu amalan atau ibadah yang dilakukan oleh
seseorang, bisa benar benar bersih dari harapan-harapan yang sebenarnya tidak
berharga ini. Itulah ada pepatah,
‘Barangsiapa yang sesaat dari umurnya
telah dengan ikhlas, hanya mengharap wajah Allah, pastilah ia akan selamat’.,
Ikhlas adalah membersihkan hati dari segala kotoran sedikit
ataupun banyak sehingga tujuan dari taqarrub benar benar murni karena Allah,
bukan yang lain. Hal ini hanya akan datang dari seseorang yang mencintai Allah
dan menggantungkan seluruh harapannya diakhirat. Tidak tersisa tempat dihatinya
untuk mencintai dunia. Bila ia makan, minum atau buang hajat, semuanya
dikerjakan dengan ikhlas dan dengan niat yang benar. Sedangkan yang bisa
berbuat tidak demikian. Sesungguhnya pintu ikhlas tertutup rapat baginya
kecuali, sedikt saja.
Seseorang yang dipenuhi oleh kecintaan kepada Allah dan
akhirat pasti seluruh aktivitas hariannya merupakan cerminan dari cita citanya,
sehingga keseluruhannya dilakukan dengan ikhlas. Begitu juga dengan orang yang
telah dikalahkan oleh gemerlap dunia, derajat, pangkat dan segala sesuatu
selain Allah. Seluruh aktivitasnya pun merupakan cerminan dan harapan
harapannya. Tidak ada sholat, puasa atau ibadah lain, yang dikerjakan dengan
ikhlas.
Resep untuk ikhlas adalah memupus kesenangan-kesenangan
hawa nafsu, ketamakan terhadap dunia dan mengusahakan agar hati selalu terfokus
kepada akhirat. Hal ini akan sangat memudahkan sesorang untuk menggapai keihlasan.
Banyak orang yang telah berpayah payah untuk beramal, menyangka bahwa ia
melakukannya ikhlas karena Allah. Padahal sesungguhnya ia telah tertipu. Hal
ini terjadi karena ia tidak memperhatikan perkara perkara yang merusak
keihlasan.
Sebagaimana dikisahkan ada seorang yang selalu menunaikan
shalat di shaf pertama. Suatu ketika ia terlambat, dan ia shalat dishaf kedua.
Lalu ia diliputi rasa malu karena dilihat orang banyak. Dan sini ia tahu, bahwa
ketenangan hatinya dalam melaksanakan sholat dishaf pertama selama ini
disebabkan oleh pandangan orang orang kepadanya.
Adapun orang orang yang lalai dariNya, kelak pada hari
kiamat, mereka akan mendapati kebaikan-kebaikan mereka telah berubah jadi
keburukan. Tentang mereka Allah telah berfirman.
‘katakanlah ‘Maukah kalian kami
kabarkan tentang orang-orang yang paling merugi amalan amalan mereka? Yaitu
orang orang yang telah sia sia usaha mereka didunia, sedangkan mereka menyangka
telah mngerjakannya dengan sebaik baiknya. Al kahfi-103
Oleh.
Ibnu Rajab AL Hambali
Ibnu Qayyim AL jauziah
Imam AL ghazali
EmoticonEmoticon