Friday 9 December 2016

JADIKAN AL QUR'AN NAFASMU, Yuk Ingat-Ulangku

Tags


JADIKAN AL QUR'AN NAFASMU, Yuk Ingat-Ulangku

Tilawatul Qur’an merupakan aktivitas ibadah yang sangat baik untuk memberi kedamaian dan ketenangan hati. Dengan memiliki tilawah harian yang rutin, baik dan stabil, maka akan membuat shahihul ibadah pada diri seseorang dan dimilikinya mutsaqqaful fikr. Ibadah yang baik tidak hanya pada aspek kuantitatifnya, tapi keistiqamahan atau konsistensi seseorang melakukannya, meskipun sedikit.

“Beramal, berbuatlah semampu kalian! Sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian sendiri yang bosan. Dan sesungguhnya amal perbuatan yang paling disukai Allah adalah amal perbuatan yang terus menerus walaupun sedikit” (HR. Bukhari dan Muslim)

Abu Umamah ra. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Bacalah Qur’an karena ia akan datang pada hari qiamat pembela pada orang yang mempelajari dan menta’atinya. (Muslim)

Usman bin Affan ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Sebaik-baik kamu yaitu orang yang mempelajari Qur’an dan mengajarkannya. (Bukhari)

Aisyah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Orang yang mahir dalam membaca Qur’an akan berkumpul dengan para Malaikat yang mulia-mulia ta’at. Sedang orang yang megap-megap dan berat jika membaca Qur’an, mendapat pahala lipat dua kali. (Bukhari, Muslim)

Allah telah menghargai kerajinan dan kesungguhan orang yang bersungguh-sungguh untuk dapat membaca, karena itu diberinya pahala berlipat.



Abu Musa Al-Asy’ary ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Perumpamaan orang mu’min yang membaca Qur’an bagaikan buah limau (jeruk) baunya harum dan rasanya lezat. Dan perumpamaan orang mu’min yang tidak dapat membaca Qur’an bagaikan kurma, rasanya lezat tetapi tidak berbau. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Qur’an bagaikan bunga, berbau harum tetapi rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafiq yang tidak membaca Qur’an bagaikan buah handhol tidak berbau dan rasanya pahit. (Bukhari, Muslim)

Umar bin Alkhotthob ra. berkata: Bersabda Nabi saw.: Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat beberapa kaum dengan kitab Qur’an dan akan merendahkan kaum lain dengannya juga. (Muslim)

Kaum yang mengikuti dan mempercayai ajaran-ajarannya akan diangkat tingkat derajatnya, sebaliknya yang mengabaikan ajarannya akan dihinakan dan direndahkan-Nya.

Ibnu Mas’ud r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka mendapat hasanat dan tiap hasanat mempunyai pahala berlipat sepuluh kali. Saya tidak berkata: Alif lam mim itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf. (Attirmidzi)

Ibnu Abbas ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya seseorang yang di dalam dadanya tiada Qur’an, maka ia bagaikan rumah yang rusak kosong. (Attirmidzi)

Mengenai pahala membaca Al Qur’an, Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa,

tiap-tiap orang yang membaca Al Qur’an dalam sembahyang, akan mendapat pahala lima puluh kebajikan untuk tiap-tiap huruf yang diucapkannya, membaca Al Qur’an di luar sembahyang dengan berwudhu’, pahalanya dua puluh lima kebajikan bagi tiap-tiap huruf yang diucapkannya dan membaca Al Qur’an di luar sembahyang dengan tidak berwudhu’, pahalanya sepuluh kebajikan bagi tiap-tiap huruf yang diucapkannya’.

Al-Qur’an adalah salah satu rahmat yang tak ada taranya bagi alam semesta.
Setiap orang yang mempercayai Al Qur’an akan cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, cinta untuk mempelajari dan memahaminya serta pula untuk mengamalkan dan mengajarkannya sampai merata rahmatnya dirasa oleh penghuni alam semesta.

Membaca Al Qur’an (saja) sudah termasuk amal yang sangat mulia. Al Qur’an adalah sebaik-baik bacaan (baik dikala senang ataupun susah) dan membaca Al Qur’an juga dapat menjadi obat dan penawar kegelisahan.

Pada suatu ketika datanglah seseorang kepada sahabat Rasulullag yang bernama Ibnu Mas’ud r.a. meminta nasehat, katanya: “Wahai Ibnu Mas’ud, berilah nasehat yang dapat kujadikan obat bagi jiwaku yang sedang gelisah. Dalam beberapa hari ini aku merasa tidak tenteram, jiwaku gelisah dan fikiranku kusut; makan tidak enak, tidur tak nyenyak.”

Maka Ibnu Mas’ud menasehatinya, katanya:

“Kalau penyakit itu yang menimpa-mu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat, yaitu ke tempat orang membaca Al Qur’an, engkau baca Al Qur’an atau engkau dengar baik-baik orang yang membacanya; atau engkau pergi ke Majlis Pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah; atau engkau cari waktu dan tempat yang sunyi, di sana engkau berkhalwat menyembah Allah, umpama di waktu tengah malam buta, di saat orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan shalat malam, meminta dan memohon kepada Allah ketenangan jiwa, ketentraman fikiran dan kemurnian hati. Seandainya jiwamu belum juga terobat dengan cara ini, engkau minta kepada Allah, agar diberi-Nya hati yang lain, sebab hati yang kamu pakai itu, bukan lagi hatimu.”






EmoticonEmoticon