JADIKAN AL QUR'AN NAFASMU, Yuk Ingat-Ulangku
Tilawatul Qur’an merupakan aktivitas ibadah yang sangat baik
untuk memberi kedamaian dan ketenangan hati. Dengan memiliki tilawah harian
yang rutin, baik dan stabil, maka akan membuat shahihul ibadah pada diri
seseorang dan dimilikinya mutsaqqaful fikr. Ibadah yang baik tidak hanya
pada aspek kuantitatifnya, tapi keistiqamahan atau konsistensi seseorang melakukannya,
meskipun sedikit.
“Beramal, berbuatlah semampu kalian! Sesungguhnya Allah
tidak bosan sampai kalian sendiri yang bosan. Dan sesungguhnya amal perbuatan
yang paling disukai Allah adalah amal perbuatan yang terus menerus walaupun
sedikit” (HR. Bukhari dan Muslim)
Abu Umamah ra. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah
saw. bersabda: Bacalah Qur’an karena ia akan datang pada hari qiamat pembela
pada orang yang mempelajari dan menta’atinya. (Muslim)
Usman bin Affan ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Sebaik-baik kamu yaitu orang yang mempelajari Qur’an dan mengajarkannya.
(Bukhari)
Aisyah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Orang yang
mahir dalam membaca Qur’an akan berkumpul dengan para Malaikat yang mulia-mulia
ta’at. Sedang orang yang megap-megap dan berat jika membaca Qur’an, mendapat
pahala lipat dua kali. (Bukhari, Muslim)
Allah telah
menghargai kerajinan dan kesungguhan orang yang bersungguh-sungguh untuk dapat
membaca, karena itu diberinya pahala berlipat.
Abu Musa Al-Asy’ary ra. berkata: Rasulullah saw.
bersabda: Perumpamaan orang mu’min yang membaca Qur’an bagaikan buah limau
(jeruk) baunya harum dan rasanya lezat. Dan perumpamaan orang mu’min yang tidak
dapat membaca Qur’an bagaikan kurma, rasanya lezat tetapi tidak berbau. Dan
perumpamaan orang munafik yang membaca Qur’an bagaikan bunga, berbau harum
tetapi rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafiq yang tidak membaca Qur’an
bagaikan buah handhol tidak berbau dan rasanya pahit. (Bukhari, Muslim)
Umar bin Alkhotthob ra. berkata: Bersabda Nabi saw.:
Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat beberapa kaum dengan kitab Qur’an
dan akan merendahkan kaum lain dengannya juga. (Muslim)
Kaum yang mengikuti
dan mempercayai ajaran-ajarannya akan diangkat tingkat derajatnya, sebaliknya
yang mengabaikan ajarannya akan dihinakan dan direndahkan-Nya.
Ibnu Mas’ud r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Siapa
yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka mendapat hasanat dan tiap
hasanat mempunyai pahala berlipat sepuluh kali. Saya tidak berkata: Alif lam
mim itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.
(Attirmidzi)
Ibnu Abbas ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya seseorang yang di dalam dadanya tiada Qur’an, maka ia bagaikan
rumah yang rusak kosong. (Attirmidzi)
Mengenai
pahala membaca Al Qur’an, Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa,
‘tiap-tiap
orang yang membaca Al Qur’an dalam sembahyang, akan mendapat pahala lima puluh
kebajikan untuk tiap-tiap huruf yang diucapkannya, membaca Al Qur’an di luar
sembahyang dengan berwudhu’, pahalanya dua puluh lima kebajikan bagi tiap-tiap
huruf yang diucapkannya dan membaca Al Qur’an di luar sembahyang dengan tidak
berwudhu’, pahalanya sepuluh kebajikan bagi tiap-tiap huruf yang diucapkannya’.
Al-Qur’an
adalah salah satu rahmat yang tak ada taranya bagi alam semesta.
Setiap
orang yang mempercayai Al Qur’an akan cinta kepadanya, cinta untuk membacanya,
cinta untuk mempelajari dan memahaminya serta pula untuk mengamalkan dan
mengajarkannya sampai merata rahmatnya dirasa oleh penghuni alam semesta.
Membaca Al Qur’an (saja) sudah termasuk amal yang
sangat mulia. Al Qur’an adalah sebaik-baik bacaan (baik dikala senang ataupun
susah) dan membaca Al Qur’an juga dapat menjadi obat dan penawar kegelisahan.
Pada suatu ketika datanglah
seseorang kepada sahabat Rasulullag yang bernama Ibnu Mas’ud r.a. meminta
nasehat, katanya: “Wahai Ibnu Mas’ud, berilah nasehat yang dapat kujadikan obat
bagi jiwaku yang sedang gelisah. Dalam beberapa hari ini aku merasa tidak
tenteram, jiwaku gelisah dan fikiranku kusut; makan tidak enak, tidur tak
nyenyak.”
Maka Ibnu Mas’ud menasehatinya, katanya:
“Kalau
penyakit itu yang menimpa-mu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat,
yaitu ke tempat orang membaca Al Qur’an, engkau baca Al Qur’an atau engkau
dengar baik-baik orang yang membacanya; atau engkau pergi ke Majlis Pengajian
yang mengingatkan hati kepada Allah; atau engkau cari waktu dan tempat yang
sunyi, di sana engkau berkhalwat menyembah Allah, umpama di waktu tengah malam
buta, di saat orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan shalat
malam, meminta dan memohon kepada Allah ketenangan jiwa, ketentraman fikiran
dan kemurnian hati. Seandainya jiwamu belum juga terobat dengan cara ini,
engkau minta kepada Allah, agar diberi-Nya hati yang lain, sebab hati yang kamu
pakai itu, bukan lagi hatimu.”
EmoticonEmoticon